Anggaran Minim, Budidaya Cabai Tak Berjalan Maksimal

GunungkidulPost.com – WONOSARI – Salah satu faktor penyebab produksi cabai tak maksimal ialah alokasi anggaran yabg sangat minim.

Hal itu diakui oleh Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul. Sehingga budidaya cabai kali ini berjalan kurang maksimal.

“Saat ini dinas teekendala oleh anggaran. Sehingga budidaya cabai kurang maksimal,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan dan Holtikultura DPP Gunungkidul, Budi Sudartanto, bebeapa hari yang lalu.

Menurut dia, anggaran dalan satu tahun berubah-ubah. Bahkan bisa dipangkas sampai 4 kali. Di tahun 2021 ini pusat dan provinsi sudah merencanakan anggaran untuk 100 hektar lahan cabai di Gunungkidul.

Rinciannya 75 hektare untuk cabai keriting dan 25 hektare untuk cabai rawit.

Namun di tengah perjalanan, alokasi dipangkas jadi hanya 50 hektare.

Ia pun mengaku kalang kabut karena persiapan menanam sudah dilakukan.

“Apalagi anggaran daerah juga terbilang minim, sedangkan petani yang swadaya lebih banyak memilih tanaman holtikultura lain seperti bawang merah,” paparnya.

Adapun alasannya perawatan bawang merah lebih mudah. Secara fluktuasi harga pun tidak setajam cabai, khususnya untuk cabai rawit.

Meski begitu, Budi mengatakan secara umum terdapat lahan seluas 100-200 hektare yang ditanami cabai. Menurutnya, kebutuhan cabai di Gunungkidul sudah bisa terpenuhi dengan kondisi tersebut.

“Bahkan mampu lebih. Hanya saja saat ini curah hujan sedang tinggi sehingga hasil panen cabai juga kurang,” jelasnya. (Red)