Budaya  

Bambang Wisnu – Benyamin Paslon Paling Relevan Atasi Persoalan Gunungkidul

Gunungkidulpost.com – WONOSARI – Pasangan calon bupati Gunungkidul nomor urut 3, Bambang Wisnu-Benyamin Sudarmadi dinilai publik sebagai pasangan paling ideal untuk menjawab persoalan krusial yang dihadapi Kabupaten Gunungkidul saat ini.

Calon bupati (cabup) Bambang Wisnu Handoyo pengalaman menguasai birokrasi dengan regulasinya dan berlatar belakang pejabat Pemrintah DIY, sedangkan Calon wakil bupati (cawabup) Benyamin Sudarmadi latar belakang pengusaha sukses yang dikenal disiplin, gigih, dan kerja-kerja yang terukur untuk diterapkan dalam pelayanan kolabioratif Pemkab Gunungkidul kedepan. Keduanya dinilai publik sebagai paslon yang singkron dalam menjawab beerbagai pertanyaan moderator dan lawan.

“Paslon nomor urut 3 menunjukkan pasangan paling kompak, seiya-sekata dan jawaban yang saling menguatkan. Dalam dua kali debat terpisah dilaksanakan KPU kemarin penerapan UU Desa dan UU Keistimewaan tetap muncul lagi. Ini adalah bentuk konsistensi mereka yang akan meletakkan pembangunan mendasar pada kedua UU tersebut,” kata Direktur Lembaga Strategi Nasional (LSN) Aryfa’id, mencermati acara debat II cawabup Gunungkidul melalui TVRI Yogyakarta, berlangsung semalam.

Lembaga yang memiliki orientasi program pemberdayaan desa di Gunungkidul menilai, kedua UU tersebut memang menentukan denyut berjalannya pembangunan bagi desa. Pada debat kedua cawabup, jawaban Benyamin menunjukkan matangnya pembagian peran dengan Bambang Wisnu yang menjadi pasangannya.
“Sosok ideal pemimpin untuk menjawab kebutuhan masyarakat Gunungkidul yan birokrat dan pengusaha. Apalagi saat ini reformasi biorokrasi itu sudah mengarah pada reiventing governance yakni mewirausahakan birokrasi. Ini ada dikedua paslon kepala daerah Gunungkidul nomor 3,” ujar Aryfa’id. Ia menambah, kehadiran Benyamin dikenal enterpreneur memimpin banyak perusahaan Go-Internasional akan memberi warnai kebijakan yang mendukung tumbuhnya inovasi perekonomian pembangunan serta investasi masuk Gunungkidul.

Kekompakan paslon nomor 3 juga diungkapkan pegiat desa lainnya, Endro Guntoro selaku pegiat pendamping badan usaha desa untuk beberapa desa Gunungkidul. Pengalaman Bambang Wisnu Handoyo mantan pejabat Pemerintah DIY dalam turut mewujudkan predikat Pemerintah DIY meraih 10 kali predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) oleh pemerintah pusat menjadi kebutuhan Gunungkidul yang baru empat kali diraih.
“Tidak bisa mengelola pemerintahan hanya asal jalan seperti saat ini. Harus ada terobosan yang dibuat seorang pemimpin. Benyamin memiliki mental pengusaha dengan banyak terobosan kesediaan lapangan kerja dan perbaikan ekonomi rakyat yang berorintasi pada target-target pencapaian yang jelas,” ungkap Guntoro.

Debat cawabup disaksikan ribuan masyarakat Gunungkidul melalui layar TVRI semalan, cawabup nomor 3 Benyamin Sudarmadi menyampaikan beberapa pernyataaan menukik dan gebrakan yang mengejutkan yang tidak dimiliki cawabup yang lain. Salah satunya, Benyamin akan mengubah cara melayani masyarakat dengan komitmen diri membuka ruang publik memulai kerja jam 6 pagi dan layanan yang mulai berbasis teknologi untutk memudahkan pelayanan masyarakat.


“Saya sudah sepakat kalau kerja khusus Bupati dan Wakil Bupati itu harus kerja lebih awal. Mulai jam 6 pagi harus sudah melayani masyarakat. Kami siap melayani masyarakat mulai jam 6 pagi. Masyarakat yang akan mengadukan permasalahan terkait hak-hak layanan dasar bisa kami layani cepat,” kata cawabup Benyamin.

Menurut Benyamin, ruang-ruang umum masyarakat memang harus berani dibuka lebih luas, agar pelayanan publik menyangkut kelangsungan kesehatan, kelangsungan pendidikan, maupun fasilitas umum mulai berbasis teknologi informasi yang ikut menunjang tata pembelajaran anak-anak sekolah di masa pandemi covid19 dalam mengatasi hambatan signal karena medan dan geografis Gunungkidul. Baginya, teknologi informasi juga efektif untuk menjawab kebutuhan termasuk fungsi monitoring terhadap pelaksanaan tugas birokrasi.

Dalam debat, Benyamin tidak meninggalkan komtimen Bambang Wisnu pada debat pertama untuk berkomitmen memberi jaminan fasilitas kesehatan masyarakat yang lebih baik. Benyamin menegaskan kembali seluruh puskesmas di seluruh kecamatan Gunungkidul sudah saatnya naik kelas memiliki fasilitas rawat inap dan ketersediaan tenaga medis yang memadai.

“Warga peserta BPJS juga dapat dilayani di 31 klinik di Gunungkidul. Selama ini 31 belum mendapat kuota melayani peserta BPJS,” ujar cawabup tiga periode memimpin organisasi perantau Ikatan keluarga Gunungkidul (IKG).

Sebagai cawabup yang berpengalaman memimpin belasan perusahaan Go-Internasional, Benyamin Sudarmadi juga paling memahami kebutuhan anak muda akan ketersediaan lapangan kerja sebagai langkah strategis dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Terlebih, ekonomi sulit masa pandemi covid-19 membuat banyak masyarakat kehilangan usaha dan pekerjaan, Benyamin memastikan saat ini sudah ada beberapa pengusaha nasionanal-internasional berminat menanam usahanya di Gunungkidul untuk menjawab kebutuhan lapangan kerja.


“Tugas membuat perusahaan nanti mudah beroperasi di Gunungkidul dan menyerap banyak tenaga kerja. Tentu ini harus disesuaiskan dengan regulasi tata ruang daerah agar tidak menabrak aturan,” pungkas cawabup putra daerah yang paling memiliki pengalaman tidur menginap di 144 desa di Gunungkidul.

Debat II Cawabup Gunungkidul diikuti empat cawabup. Benyamin Sudarmadi cawabup nomor urut 3 sebagai pasangan cabup Bambang Wisnu Handoyo, cawabup Mahmud Ardi Martanty pasangan Sutrisna Wibawa, Martanty Sunar Dewi pasangan Immawan Wahyudi dan Heri Susanto pasangan Sunaryanta. Mereka akan berebut sekitar 600 ribu suara pemilih di Gunungkidul pada Pilkada serentak 9 Desember mendatang. (Go)