Banyak Investor Incar Wilayah Gunungkidul

Gunungkidulpost.com – WONOSARI – Para investor mulai mengincar Kabupaten Gunungkidul sebagai ladang berinvestasi. Dulu, Kabupaten ini terstigma kering, gersang, tandus dan tertinggal, kini pelan-pelan menunjukkan perkembangan yang semakin baik.

Berbagai potensi, diantaranya wisata, terjangkaunya harga tanah, serta membaiknya perekonomian masyarakat menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi.

Salah satu investasi yang berekembang pesat sejak 5 tahun terakhir yakni pada bidang properti. Kemajuan teknologi yang ditangkap aparatur pemerintah yang kemudian diwujudkan dalam kemudahan pelayanan perijinan usaha/ investasi membuka gerbang investasi di kabupaten terluas di DIY ini.

Seiring dengan terbukanya pintu investasi, pemerintah Kabupaten Gunungkidul memiliki komitmen yang besar dalam memberikan pelayanan maksimal dan proses perizinan yang mudah.

Sejumlah terobosan digagas oleh organisasi perangkat daerah untuk memudahkan investor dalam mendapatkan pelayanan yang optimal. Mulai dari penyesuaian dengan peraturan baru hingga pelayanan berbasis online dengan menggunakan teknologi berupa aplikasi Single Submission (OSS).

Salah satu wujud investasi yang belakangan telah beroperasi yakni hadirnya hotel berbintang di Gunungkidul. Tentu saja investor membidik peluang karena Gunungkidul cukup moncer dengan pariwisatanya.

“Berdasar data yang kami peroleh tingkat okupansinya 70 persen. Nanti saya yakin semakiin naik, padahal jumlah kamarnya mencapai ratusan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPT), Irawan Jatmiko kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Tak hanya hotel dan penginapan, perumahan dan cluster juga bermunculan di Gunungkidul. Bumi Handayani memang telah jauh berubah. Mendiami rumah di Gunungkidul kini tak lagi merasa jauh dari berbagai fasilitas publik. Diantaranya setelah berdirinya swalayan dan kampus UNY hingga destinasi wisata buatan yang tak kalah menarik dengan yang ada di Pulau Bali.

Salah satu developer perumahan, Nur mengatakan, dirinya membuka cluster sejak tahun 2020 di Gunungkidul karena banyak pertimbangan. Antara lain karena kawasannya masih asri, fasilitas umum komplit serta tak jauh dari beragam destinasi wisata.

Saat ini di kawasan Kota Wonosari dan sekitarnya telah banyak bermunculan perumahan. Jumlahnya bahkan mencapai 30-an kawasan.

Kesiapan pemerintah dalam menyambut iklim investasi yang semakin luar biasa ini ditunjukkan dengan dilakukannya persiapan review serta revisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).  Tahapannya kini telah mendapatkan rekomendasi dari Gubernur DIY.

Menjadi bagian dari upaya review RTRW, Pemkab mengajukan peninjauan Kawasan Bentang Alam Karst Gunungsewu di Gunungkidul kepada Badan Geologi. Harapannya nanti semakin jelas blok atau titik mana yang dapat dikelola dengan tujuan mendongkrak aspek perekonomian. (Red)