Profil  

Berkat Anggrek, Moko Mengais Rejeki Lebih Cerah

Gunungkidulpost.com – PLAYEN – Bisnis tanaman hias anggrek ditekuni oleh Dian Windiatmoko, warga Kapanewon Playen dengan omset pendapatan sehari Rp 1,5 hingga Rp 2 juta.

Pada masa pandemi seperti saat ini, tidak menyurutkan niatnya untuk memulai usaha berjualan tanaman hias sekitar 3 minggu yang lalu.

Sejak memulai berjualan tanaman anggrek tersebut, Dian Widiatmoko mengaku merasakan animo dari masyarakat sangat baik dari hari ke hari.

“Omset penjulan dalam sehari diantara Rp 1,5 sampai Rp 2 jutaan. Dan sudah sekitar 3.000 tanaman anggrek telah terjual,” kata Moko, Senin (21/9/2020) dilokasi penjualan di Jl Jogja-Wonosari, Playen, Gunungkidul, Senin (21/9/2020).

Dia menceritakan dirinya membuka bisnis menjual tanaman hias bermula dari usaha serupa yang dimiliki oleh kakaknya di wilayah Sleman. Ia yakin bahwa membuka usaha serupa di Gunungkidul juga prospektif, terlebih lagi dengan fokus untuk menjual satu jenis tanaman saja yaitu anggrek. Dengan begitu usaha yang digeluti minim kompetitor.

“Saya menjadi satu-satunya di Gunungkidul yang menjual tanaman hias khususnya Anggrek. Ternyata benar, dengan hanya menjual Anggrek saja potensi keberhasilannya tinggi,” ungkap Moko.

Kesimpulan tersebut dapat dilihat dari pencapaian penjualan sejak tiga minggu yang lalu. Dari awal membuka usahanya, Ia menyediakan 5.000an tanaman anggrek. Dan saat ini hanya tinggal separuhnya saja yang tersisa.

“Untuk menambah ketersediaan tanaman Anggrek, kita sudah memesan 9.000-an tanaman Anggrek dengan berbagai jenis atau ID dari Thailand. Kita akan jual didua tempat, di toko ini Puspa Kuwera dan toko kakak saya.” terangnya.

Lanjut Moko, dirinya memilih mendatangkan tanaman angrek dari luar, sebab ia menganggap lebih terjamin kualitasnya. Adapun pengembangbiakan dari perusahaan profesional telah menerapkan metode kultur jaringan.

“ID atau jenis tanaman Anggrek yang masuk ke Indonesia jarang yang diulang atau selalu berganti. Dengan kultur jaringan bisa mendapat varian bunga baru, dalam satu rumpun bisa berbunga secara bergantian,” papar pendidik di salah satu SMK Swasta di Gunungkidul ini.

Di daerah lokal, anggrek banyak dikembangbiakkan dengan cara manual atau sistem pemijahan. Namun dengan cara tersebut pertumbuhannya cenderung lambat. Terlebih batang dipisah-pisah maka wakty berbunga memakan waktu cukup lama sebab hanya mengandalkan satu tangkai saja.

Moko berkeyakinan antusias masyarakat pecinta tanaman hias dalam berburu Anggrek akan terus terjadi. Sebab tanaman dengan nama latin Orchidaceae ini memiliki banyak keunggulan, tanaman ini memiliki anggota jenis bunga terbanyak dengan tampilan yang cantik. Selain itu, minim butuh air dan tidak mudah mati serta mudah dalam perawatan.

“Kami menyediakan beragam jenis Anggrek harga mulai belasan hingga ratusan ribu,” pungkas Dian Widiatmoko. (Des)