Ditengah Pandemi, Pengusaha Kerajinan Tanah Liat Masih Bertahan Hidup

GunungkidulPost.com – SLEMAN – Sudah beberapa bulan terakhir, penghasilan Ibu Hariyanti sebagai perajin tanah liat anjlok sampai 40 persen akibat pandemi Covid-19.

Sebab kerajinan berbahan tanah liat itu hasil buatan tangan mereka mengalami sepi permintaan dibandingkan pada masa sebelum Pandemi.

Dikatakan Hariyanti, sebelum Pandemi ia biasanya mendapatkan penghasilan jutaan rupiah dari hasil produksi unggulan seperti bata tempel, bata hias, bata expose, genting, terracotta dan keramik.

Namun, untuk sekarang penghasilan pengusaha kerajinan tanah liat asal SOKKA MTY yang beralamat di Berjo Kulon, Sidoluhur, Godean, Sleman merosot tajam. Meski dengan kondisi yang serba pas-pasan ini beliau masih mempertahankan 10 tenaga kerjanya.

“Sebelum pandemi, dulu pendapatan mencapai 80% tetapi selama pandemi ini pendapatan menurun menjadi 40%”, katanya.

Dia menceritakan, sebelum Pandemi penjualan produk biasanya banyak dikirim hingga keluar daerah seperti Jakarta dan Surabaya.

Hariyanti mengaku, usahanya itu tetap berjalan meski dirinya harus memutar otak.

“Sampai saat ini kami pun masih kesulitan untuk mengakses ke luar kota. Untuk sementara penjualan produk hanya mampu mencakup di wilayah DIY dan sekitarnya. Ya harus gimana lagi, saya pun tetap berusaha untuk bertahan hidup demi mencukupi keluarga dan membayar karyawan,” imbuhnya.

Penulis: Agustinus Kris Bayuarditama dan Ignatius Soni Kurniawan (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta).