Kelompok Ternak Tak Jelas, Bantuan Ratusan Juta Dari Pemerintah Raib

GunungkidulPost.com – PONJONG – Bantuan ternak sapi senilai ratusan juta rupiah untuk kelompok ternak Dadi Makmur, Padukuhan Gedong, Kalurahan Sawahan, Kapanewon Ponjong raib.

Tidak diketahui jelas keberadaan puluhan ekor sapi bantuan tersebut saat ini, konon kabarnya sapi-sapi bantuan tersebut raib masuk ke kantong oknum pengurus.

Menurut Tr, salah satu warga Sawahan, bantuan sapi untuk kelompok ternak tersebut atas prakarsa salah satu anggota DPRD Gunungkidul atas aspirasi warga Padukuhan Gedong.
“Itu terjadi di tahun 2015, dimana kelompok Dadi Makmur mendapat bantuan untuk usaha bersama secara bergulir dari salah satu dinas. Dapatnya kalau tak salah lebih kurang 15 ekor sapi, satu unit gedung untuk kandang sapi, mesin pencacah pakan hingga satu unit sepeda motor roda tiga untuk mobilitas angkut hijauan makanan ternak,” terang Tr.

Namun setelah bantuan datang, kepengurusan kelompok ternak Dadi Makmur menjadi tidak jelas. Tidak ada pertemuan rutin kelompok secara berkala bahkan akhirnya satu per satu sapi bantuan itu dijual oknum pengurus tanpa persetujuan anggota.

“Silahkan cek di gedung yang dibangun, sekarang kondisinya kosong melompong. Tak hanya itu, satu unit motor roda tiga itu tak pernah dipajaki ke Samsat dan saat ini dibawa kabur salah satu pengurus ke Klaten. Silahkan di cek ke pengurus, bagaimana pembukuannya dan seperti apa perjalanan kelompok Dadi Makmur hingga tahun 2021 ini,” pungkas Tr.

Terpisah, Waino, mantan dukuh Gedong sekaligus pengurus Kelompok Dadi Makmur membantah tudingan warga tersebut. Sebab menurutnya kelompok Dadi Makmur tetap beroperasi hingga saat ini. Sapi bantuan yang awalnya 10 ekor telah bergulir kepada 17 dari total 25 anggota.

“Terkait keberadaan motor itu ada di tangan Pak Samsul Huda di Klaten, barangnya tidak hilang. Sedangkan kalau masalah gedung, memang kondisi tidak terurus saya tidak membantah. Sebab sejak Pak Samsul pindah ke Klaten, maka tidak ada yang mengurus. Dan harap diketahui, gedung itu bukan untuk kandang lho Mas, melainkan untuk pertemuan kelompok. Mesin pencacah pakan juga masih ada kok,” kelit Waino.

Lebih lanjut Waino menjelaskan, memang ada sapi yang dijual, tetapi bukan untuk kepentingan pribadi pengurus.

“Saya pun habis menjual seekor, laku sembilan juta rupiah. Itu dijual murah lantaran kondisi majer (red-mandul). Itu akan saya belikan pengganti yang lebih produktif, cuma hingga sekarang belum ada yang cocok,” kilah Waino. (Red)