Profil  

Maraknya Peredaran Pil Sapi, Komandan Cobra 1 Ajak Tokoh Masyarakat Tetap Waspada

Komandan Cobra 1 Sambangi Tokoh Masyarakat Di Kepek 1, Wonosari. (Foto: Gunungkidulpost)
Komandan Cobra 1 Sambangi Tokoh Masyarakat Di Kepek 1, Wonosari. (Foto: Gunungkidulpost)

Gunungkidulpost.com – WONOSARI – Masyarakat Kabupaten Gunungkidul, khususnya para orang tua, harus ikut menyelamatkan kehidupan anak muda dari bahaya narkoba. Orang tua perlu ikut mengenal gejala-gejala umum pengguna narkoba agar tidak kecolongan menimpa keluarga.

“Data yang ada pada kami menunjukkan angka kasus Gunungkidul tidak rendah. Kami terus mendorong semua pihak ikut berperan melakukan upaya preventif, terlebih peredaran obat golongan G seperti kita kenal Pil Sapi cukup mendominasi kasus di Gunungkidul,” kata Kasat Narkoba Polres Gunungkidul, AKP Dwi Astuti Handayani, dalam kunjungan ke rumah tokoh masyarakat di Kepek I, RT 1, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Selasa (7/7/2020).

Dwi mengatakan, data kasus polres menunjukkan kasus pil sapi tidak bisa dianggap remeh karena rata-rata digemari anak muda. Ia mengajak semua pihak ikut berperan mengatasi maraknya peredaran obat-obatan tergolong terlarang.

“Jenis golongan G yang biasa kita kenal istilah Pil Sapi ini juga membahayakan kesehatan anak muda,” katanya.

Menurutnya, peredaran jenis obat golongan G saat ini sudah semakin terang-terangan. Dari perkara yang diungkap polisi, jenis obat penenang tersebut makin mudah didapatkan melalui transaksi online. Peran lingkungan keluarga
mengawasi dan mendampingi anak perlu ditingkatkan ditengah pola pergaulan dengan menggunakan perangkat teknologi gadget.

“Mari bersama-sama menyelamatkan anak muda dari bahaya obat-obatan terlarang ini. Jangan sampai anak-anak muda sampai terjerumus,” imbuh kasat bersandi Cobra-1 Gunungkidul.

Kunjungan Kasat Narkoba didampingi personil anggota satuan narkoba disambut keluarga FX Endro Guntoro tampak santai. Sembari menikmati hidangan tradisonal seperti wajik, lemper, jadah tempe, dan teh manis, pertemuan menjadi sharring pengalaman terkait peredaran narkoba di kalangan anak muda. Endro menyampaikan apresiasi kinerja kepolisian selama ini cukup aktif dalam memerangi peredaran gelap narkoba. Menurutnya, langkah polri melawan bahaya Narkoba harus mendapat dukungan berbagai komunitas masyarakat.

Aktivis sosial itu sempat membagi pengalaman masa mudanya pernah terjebak ke “lorong hitam” narkoba tak lain juga dipengaruhi pola pergaulan di usia mudanya. Untuk itulah, perhatian khusus bagi muda menjadi penting karena usia rentan menjadi sasaran pasar gelap narkoba. Menurutnya, keluarga menjadi benteng terakhir keselamatan diri menghadapu ketergantungan narkoba.

Dikisahkan Endro, Kepek sendiri sebagai salah satu desa sarang narkoba di masa mudanya. “Semasa saya muda kampung Kepek ini sarangnya. Sudah sering kejadian teman-teman saya pulang dari sini, selalu ditangkap polisi karena kantong sakunya pasti berisi narkoba,” kenang pegiat sosial lolos melalui masa ketergantungan obat terlarang dengan latihan meditasi.

“Tuhan punya banyak cara untuk menyelamatkan umatnya. Ada yang harus dengan kecelakaan, ada yang harus menjalani pidana dengan ditangkap polisi. Nah, kebetulan Tuhan sayang saya, tidak harus berurusan dengan aparat hukum sudah sadar sendiri,” pungkas bapak dua anak kenal pertama narkoba di markas slankers Gang Potlot. (Kusuma)