Budaya  

Paguyuban Ontel Jawa Gunungkidul Berjuang Lestarikan Sepeda Kuno

Paguyuban Sepeda Ontel Jawa Gunungkidul. (Foto: Ist)
Paguyuban Sepeda Ontel Jawa Gunungkidul. (Foto: Ist)

Gunungkidulpost.com – WONOSARI – Mengingat langkanya sepeda onthel, kini muncul sejumlah komunitas sepeda yang ingin melestarikannya.

Hal itu seperti yang dilakukan oleh Paguyuban Onthel Jawa Gunungkidul (POJG). Pihaknya melestarikan keberadaan sepeda tua keluaran 1945 dengan memperkenalkan kepada para generasi muda.

“Kami sengaja melestarikan keberadaan sepeda ontel, dengan tujuan mengenalkan alat transportasi masa lalu kepada generasi muda saat ini sehingga mengetahui sejarah bangsa” Kata Ketua Paguyuban Onthel Jawa Gunungkidul Ade Jumino (Mbah Joyo) usai pengukuhan pengurus POJG, Kamis (13/8/2020).

Sepeda onthel kuno kini mulai jarang terlihat di jalanan. Selain barangnya yang sudah tidak diproduksi lagi, juga karena kendaraan klasik yang satu ini telah menjadi benda koleksi.

Bagi khalayak ramai, penampakan sepeda onthel dalam setahun hanya pada event tertentu seperti pawai kemerdekaan atau perayaan 17 Agustus.

Ia mengatakan selain bertujuan mengenalkan dan melestarikan keberadaan sepeda onthel, kegiatan tersebut juga untuk menangkal para generasi muda dari bahaya pergaulan bebas yang mengarah pada narkoba, judi, minuman keras, balap liar dan lain sebagainya. Dengan mengenalkan kembali budaya bersepeda tua tersebut, para generasi muda diharapkan bebas dari perilaku menyimpang.

Kemudian lanjutnya, kegiatan melestarikan sepeda tua tersebut juga salah satu upaya untuk membiasakan transportasi ramah lingkungan tanpa polusi dan sebagai olahraga yang bermanfaat bagi kesehatan sekaligus pelestarian budaya jawa.

“Sepeda onthel jawa memang minim kita jumpai, maka dari ini melalui paguyuban inilah kita bersepakat untuk terus menyelamatkan dan melestarikan alat transportasi kono ini. Sampai saat ini anggota kita kurang lebih ada 150 anggota di Gunungkidul,” ujarnya.

Selain itu, komunitas ontel kuno tersebut juga bergerak di bidang sosial diantaranya membantu masyarakat ekonomi lemah yang dikemas dalam giat bakti sosial.

Ia berharap dengan adanya inisiatif paguyuban ini kedepan untuk menghidupkan kembali budaya bersepeda terutama melestarikan alat transportasi kuno agar tetap eksis.

“Kami berharap, sepeda onthel kuno ini tetap lestari dan terus berkembang,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Agus Kamtono mengatakan, pihaknya terus mendorong dan mendukung keberadaan Paguyuban Sepeda Onthel Jawa Gunungkidul.

“Dengan adanya wadah komunitas ini diharapkan mampu mendongkrak semangat untuk melestarikan alat transportasi kuno yang hampir punah termakan zaman,” ungkap Agus. (yup)