Patani Klayar Panen Semangka Beromset Jutaan Rupiah

Gunungkidulpost.com – NGLIPAR – Para petani di dusun Klayar Desa Kedungpoh Kecamatan Nglipar, Gunungkidul tampak sumringah, bagaimana tidak dimusim kemarau yang susah air seperti saat ini mereka mampu memanen semangka hingga 30 ton dengan omset pendapatkan hingga seratus juta rupiah.

Salah seorang petani, Suyano mengatakan, sebanyak 24 petani yang tergabung dalam kelompok petani klayar awalnya kebinggungan untuk memanfaatkan lahan kering seluas 1,2 hektar yang ada di desa mereka.

“Disini mayoritas petani padi dan juga ibu rumah tangga, kalau selepas padi biasanya ditanami tanaman tapi hanya untuk keperluan pakan ternak,” katanya.

Suyanto menjelaskan, baruah pada pertengahan Agustus lalu, para petani yang ada mencoba untuk melakukan penanaman pohon semangka sebanyak 8000 tanaman semangka.

“Terdapat 3 variant semangka yakni semangka inul, semangka biji dan semangka non biji,” jelasnya.

Suyanto menerangkan, alasan dipilihnya variant semangka yang ada dikarenakan jenis semangka yang mudah dalam perawatan dan memiliki nilai jual yang ekonomis sehingga menguntungkan warga.

“Kita juga memanfaatkan anakan sungai oyo yang berada di samping area persawahan sehingga untuk keperluan pertanian bisa semakin ditekan,|” jelasnya.

Suyanto mengungkapkan, pada panen kali ini dirinya dapat memanen sebanyak 20 – 30 ton dari hasil tanaman semangka yang ada.

“Satu semangka ini berkisar antara 5- 8 kilogram dan untuk nilai jual mulai dari Rp 3000 – Rp 7500 tergantung jenis dan juga kualitas buah yang ada,” ungkapnya.

Sejauh ini, menurut Suyanto, terdapat 24 petani yang tergabung dalam kelompok petani klayar yang mencoba untuk menanam semangka secara bersama – sama.

“Modal keseluruhan kita ada sekitar 30 juta rupiah dan estimasi kita akan mendapatkan Rp 100 juta lebih dari panen kali ini,” Terangnya.

Hal senada juga diungkapkan petani lain, Suherman, yang tidak menyangka bahwa lahan kering yang ada didesanya bisa dikelola menjadilahan semangka yang menggiurkan.

“Untuk perawatan sendiri terbilang mudah, kita cuma perlu memastikan bahwa tanah yang ada tidak kering, selain itu setiap pagi dan sore kita mengontol tanamkan kita dengan melihat apakah ada tanaman yang layu atau tidak,” ungkapnya.

Suherman menerangkan, Kedepannya para kelompok ini akan mengembangkan area buah semangka ditempat yang lain sebelum memasuki musim penghujan.

“Kita rencananya akan mengembangkan diarea pertanian yang ada disebelah area ini sebelum nantinya masuk musim penghujan,” imbuhnya. (Kis)