Sejumlah Sekolah Masih Kekurangan Murid

Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rasyid. (Foto: Ist)
Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rasyid. (Foto: Ist)

Gunungkidulpost.com – WONOSARI – Meski proses belajar tahun ajaran baru telah dimulai dari tanggal 13 Juli 2020 lalu. Sejumlah sekolah jenjang SD dan SMP di Gunungkidul masih kekurangan peserta didik.

Terkait belum terpenuhinya kuota peserta didik di sejumlah sekolah, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul memutuskan untuk tetap membuka penerimaan peserta didik baru.

Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rasyid mengatakan pihaknya masih membuka pendaftaran peserta didik baru hingga bulan Agustus mendatang.

“Peserta didik yang diprioritaskan adalah mereka yang belum mendaftar disekolah mana pun, dan juga bukan pindahan dari sekolah lain.” terang Bahron, Senin (20/07/2020).

Bahron menerangkan, mengenai formasi penerimaan seperti apa tergantung dengan kebijakan sekolah masing-masing yang kekurangan peserta didik baru.

“Misalnya jika masih ada anak dalam zona terdekat yang belum mendaftar, maka wajib diterima. Saya juga sudah menugaskan sekolah untuk mencari jika masih ada anak yang belum mendaftar dan menetap di sekitar sekolah.” terangnya.

Faktor penyebab terjadinya kekurangan peserta didik baru disejumlah sekolah, dikarenakan jumlah lulusan yang tak seimbang dengan kuota yang tersedia.

“Tahun ini terdapat 9.701 siswa lulusan SD. Namun kapasitas atau kuota kursi penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SMP melampaui jumlah lulusan, yaitu sekitar 13 ribu kursi.” kata Kepala Disdikpora Gunungkidul.

Dari data yang diterima, setidaknya ada 13 SMP di Gunungkidul yang masih kekurangan siswa baru. Salah satunya SMP Negeri 4 Nglipar, sekolah ini hanya menyediakan satu kelas berkapasitas 32 anak untuk kelas 7, namun hingga MPLS dimulai hanya ada 12 pelajar.

Sementara itu Kepala SMPN 4 Nglipar, Tri Haryanto menjelaskan, sekolah yang baru berdiri 4 tahun ini selalu mengalami kekurangan murid baru.

“Saat ini jumlah total peserta didik kami hanya ada 55 pelajar. Dengan rincian 12 siswa kelas 7, 25 siswa kelas 8, dan 18 siswa kelas 9.” terang Tri.

Ia menjelaskan pihaknya bahkan sudah memperpanjang masa pendaftaran selama 3 hari untuk tahun ajaran baru ini dan kemudian mendapat 8 pendaftar, sehingga total menjadi 12 pelajar baru.

Tri mengaku pihak sekolah telah berupaya agar jumlah peserta didik baru dapat memenuhi kuota atau paling tidak mendekati kuota yang ditetapkan. Salah satu usahanya dengan melakukan pendekatan langsung ke warga dan calon pendaftar.

“Apalagi sekolah ini kan termasuk masih baru, jadinya perlu pengenalan dan sosialisasi ke warga.” pungkasnya. (Des)