Budaya  

Warga Gunungkidul Kembali Gelar Tradisi Rasulan

GunungkidulPost.com – WONOSARI – Setelah kurun waktu 2 tahun kegiatan kemasyarakatan diperketat akibat Pandemi Covid-19, kini Masyarakat Gunungkidul kini bisa kembali menggelar tradisi Rasulan alias Bersih Desa secara terbuka.

Kalurahan Karangrejek di Wonosari jadi salah satu wilayah yang kembali menggelar Tradisi Rasulan secara penuh.

Lurah Karangrejek, Supramonco mengatakan ritual bisa kembali digelar setelah ada relaksasi aturan protokol kesehatan (prokes).

“Tahun ini kami gelar sebanyak 3 kali, yaitu 2 kali saat Senin Wage dan sekali saat Senin Kliwon,” jelasnya pada Rabu (25/05/2022).

Adapun prosesi dilaksanakan dengan arakan Bregodo Wiratamtamo yang membawa Gunungan berisi hasil panen warga sebagai bentuk syukur. Prosesi juga diisi dengan Tari Gambyong hingga Kenduri bersama.

Kalurahan Karangrejek sendiri sudah ditetapkan sebagai Desa Budaya. Itu sebabnya diharapkan tradisi ini bisa mengangkat potensi Karangrejek sekaligus mempromosikannya secara luas.

“Rencananya akan dikembangkan konsep wisata air serta pendidikan seni dan budaya,” ujar Supramonco.

Selain Karangrejek, sejumlah kalurahan lain turut menggelar Tradisi Rasulan. Antara lain di Kalurahan Sumber Wungu, Tepus hingga Kalurahan Kedungkeris di Nglipar.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta sempat menghadiri gelaran Rasulan di 3 lokasi tersebut. Ia menilai tradisi ini sudah menjadi ciri khas dan modal utama dari masyarakat setempat.

“Ini sisi positif dari masyarakat Gunungkidul, yaitu prinsip guyub rukun fan gotong-royong terlihat dari tradisi Rasulan ini,” paparnya.

Sunaryanta mengakui jika tradisi Rasulan belum bisa digelar meriah secara penuh atau normal.

Sebab masyarakat saat ini masih merasakan dampak dari pandemi Covid-19 yang menerpa sejak 2 tahun terakhir. Ia pun berharap warganya menyikapi kelonggaran prokes ini secara bijak.

“Masyarakat kami minta untuk jangan lengah, tetap jaga kondisi kesehatan,” pungkas Sunaryanta. (red)