Atasi Kelangkaan Pupuk, Pemkab Gunungkidul Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik

Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto Saat Berkunjung Dikelompok Tani, Dusun Gedaren I, Kelurahan Sumbergiri, Ponjong, Rabu (4/10). (Foto: Bayu-GKpost)

Gunungkidulpost.com – PONJONG – Sebagai bentuk nyata dukungan pemerintah dalam hal pertanian, Pemkab Gunungkidul terus mendorong para petani untuk menggunakan pupuk organik dalam usaha tani agar tanah tetap subur serta meminimalisir penggunaan pupuk berbahan kimia.

Hal tersebut sehubungan dengan maraknya isu pupuk subsidi yang terbatas dan pupuk nonsubsidi yang mahal akhir-akhir ini. Imbauan ini pun diharapkan bisa menjadi jalan keluar untuk masalah tersebut.

Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto meminta petani mengoptimalkan aktivitas produksi pupuk organik agar kultur tanah tetap subur.

“Memanfaatkan pupuk organik ini sangat penting. Dan kami terus mendorong upaya petani untuk menggunakan pupuk organik,” katanya saat kunjungan kerja di Kelompok Tani di Dusun Gedaren I, Kelurahan Sumbergiri, Ponjong, Rabu (4/10/2023).

Dia juga menyarankan masyarakat agar bisa memanfaatkan limbah peternakan sebagai pupuk organik dalam bentuk padat maupun cair.

Disinggung mengenai minimnya jatah pupuk bersubsidi hingga ke tangan para petani, pihaknya akan manjadikam bahan evaluasi kedepan agar ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani tercukupi.

“Selama ini memang petani yang mempunya pola produksi sampai tiga kali masa panen kebutuhan pupuk hanya tercukupi untuk satu kali masa panen saja hal ini akan kita gunakan bahan diskusi dan evaluasi,” ucapnya.

Pihaknya akan terus mendorong pemanfaatan pupuk organik ini melalui PPL Pertanian sehingga kedepan para petani tidak hanya ketergantungan dengan pupuk kimia saja.

“Kami harap kerjasama teman-teman PPL untuk ikut serta dalam pendampingan petani dalam upaya pemanfaatan pupuk organik ini,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang petani di Ponjong Budianto mengaku selama ini dirinya terus berupaya mendapatkan pupuk bersubsidi. Pasalnya, pupuk yang ia terima melalui kelompok tani tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tiga kali masa tanam.

“Pupuk bersubsidi yang kami terima hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sekali masa tanam padi, padahal disini bisa sampai tiga kali. Meski pemerintah telah mendorong untuk pemanfaatan pupuk organik namun kami juga sangat perlu pupuk pabrikan untuk memacu pertumbuhan tanaman padi,” pungkasnya. (Byu)