Bahan Baku Mahal, Tempe Di Gunungkidul Ukurannya Mengecil

Gunungkidulpost.com – WONOSARI – Harga kedelai imporbahan baku tahu dan tempe melambung tinggi. Hal itu berdampak pada penjualan dipasaran.

Tak mau merugi, para perajin tahu tempe di wilayah Gunungkidul memilih mengecilkan ukuran produksi. Langkah itu ditempuh agar mereka bisa survive di segala kondisi.

Seorang perajin tempe di Siraman, Wonosari Ari Wijanarka mengatakan, harga kedelai impor saat ini menembus Rp 12.700 per kilogram. Padahal sebelumnya Rp 10.300 sampai dengan Rp 10.500 per kilogram.

“Agar tidak merugi kami perkecil ukurannya,” kata Ari Wijanarka, Jumat (10/11).

Jika semula satu lonjor dipotong menjadi delapan bagian, sekarang menjadi sembilan bagian. Tidak hanya itu, para perajin sengaja membuat ukuran tempe menjadi lebih tipis dibanding sebelum kedelai impor naik.

“Konsumen lebih menghendaki ukuran diperkecil dari pada ukuran tetap tapi harga naik,” paparnya.

Dia menjual seharga Rp 9 Ribu per lonjor. Dengan strategi tersebut jumlah produksi tidak pernah dikurangi. Menurut Ari, dalam sehari bisa memproduksi hingga satu kuintal kedelai impor.

Bendahara Paguyuban Industri Tahu Sari Mulyo Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari Sakiyo mengaku sangat terdampak dengan kenaikan harga kedelai impor. Meski demikian paguyuban belum secara resmi mengambil sikap.

“Baru mau kami rapatkan dengan anggota,” ucap Sakiyo.

Dia mengakui, kedelai impor menjadi idola perajin tahu tempe karena kualitas dinilai jauh lebih bagus ketimbang kedelai lokal. Minimnya ketersediaan kedelai di Bumi Handayani menjadi alasan melirik bahan baku dari luar.”Jadi pilihannya kedelai impor,” ucapnya.

Pihaknya mengakui, perajin tahu tempe di luar paguyuban lebih dulu mengambil sikap dengan cara mengecilkan ukuran. Langkah tersebut juga tidak menutup kemungkinan akan diikuti setelah ada kesepakatan sesama anggota. Sejauh ini kami masih seperti biasa. Harga maupun ukuran masih sama.

“Tahu putih Rp 45 Ribu tahu magel Rp 52 Ribu per papan, dan tahu pong Rp 60 Ribu per papan,” ujarnya. (G1)