Bansos Beras Jokowi Tak Menyurutkan Harga Dipasaran

Gunungkidulpost.com – Meski Pemerintahan menggelontorkan bantuan berupa beras, namun komoditas harga bahan pokok ini kian meroket.

Bagaimana tidak, Jokowi yang terus menggempur bansos berupa beras tak mampu menyurutkan harga beras dipasaran.

Beras jenis premium yang biasa dipatok dengan harga Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu perkilogramnya, kini mencapai Rp 17 ribu sampai dengan 18 ribu per kilogram.

Seorang pedagang Beras Pasar Argosari Surojo, mengaku harga beras yang selalu naik dikeluhkan sejumlah pedagang dan konsumen.

Pasalnya, konsumen yang biasanya membeli beras dengan jumlah banyak kini mulai berkurang.

“Kalau tingkat kunjungan konsumen tetap, namun yang biasanya beli per 10 Kilogram kini mulai membeli 5 kilogram,” ujar Surojo, Minggu (18/2).

Ia mengkhawatirkan, harga beras yang selalu naik akan dapat berpengaruh pada jumlah kunjungan konsumen di Pasar Argosari.

“Saya khawatir konsumen akan terus menurun, karena harga terus naik,” katanya.

Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul Kelik Yuniantoro mengatakan, belum adanya tanda-tanda penurunan harga beras baik jenis premium maupun medium di pasaran.

“Sebelum Pemilu kemarin, kami melakukan operasi pasar dan harga beras selalu naik mulai dari Rp 500 sampai Rp 1.000,” ujar Kelik saat dihubungi.

Untuk Pasar Argosari, Bulog rutin mendistribusikan beras ke pedagang sebanyak sembilan ton.

Namun begitu, harga selalu menunjukan kenaikan meskipun ketersediaan tidak pernah berkurang.

Kelik menjelaskan, kenaikan harga beras di Kabupaten Gunungkidul disebabkan permintaan dan persediaan beras yang kurang seimbang.

“Permintaan di masyarakat meningkat, itu salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga bahan pokok itu,” jelasnya.

Sejak tanggal 7 Februari sampai dengan 14 Februari 2024, pihaknya menghentikan sementara operasi pasar.

‘Kami mulai operasi lagi pasca pemilu, ketersediaan tetap ada namun harga selalu meningkat,” ucapnya. (Byu)