Investasi Di Gunungkidul Semakin “Moncer”

Gunungkidulpost.com – WONOSARI – Dari tahun ke tahun perkembangan investasi di Kabupaten Gunungkidul semakin moncer.

Terbukti para investor terus mengincar peluang bisnis di bumi Handayani sebagai ladang yang subur.

Perkembangan itu tak luput dari adanya pariwisata yang maju dan didukung oleh Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) sebagai akses penunjang peningkatan pariwisata.

Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Gunungkidul mencatat pada 2021 target investasi mencapai Rp261 miliar, realisasinya sebesar Rp282,8 miliar.

Setahun berikutnya, pemkab menaikan target investasi menjadi Rp341 miliar. Meski target naik, tetapi seiring pulihnya ekonomi pascapandemi berdampak positif. Nilai investasi yang masuk naik signifikan dan tercatat sebesar Rp634,4 miliar.

Kepala DPMPTSP Gunungkidul, Agung Danarto mengatakan, wilayah Bumi Handayani semakin dilirik investor. Pasalnya, nilai investasi yang terus meningkat setiap tahunnya.

Menurut dia, perkembangan investasi yang semakin baik, tak lepas dari kebijakan pemkab yang memberikan kemudahan pelayanan dalam perizinan. “Peningkatan investasi ini diharapkan dapat berdampak terhadap upaya meningkatkan kesejahteraan Masyarakat,” kata Agung kepada wartawan belum lama ini.

Dia menjelaskan, iklim investasi yang semakin moncer bisa dilihat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Indikator ini tidak hanya terlihat dari naiknya target, namun realisasinya juga terus mengalami peningkatan.

Agung mencontohkan, tahun ini pemkab menargetkan investasi yang masuk sebesar Rp447 miliar. Adapun realisasinya hingga pertengahan November ini sudah mencapai Rp451,4 miliar.

“Sejak 2021 lalu investasi yang masuk terus melampaui target. Mudah-mudahan ke depannya juga terus berkembang dengan baik,” imbuhnya.

Dia optimistis investasi di Gunungkidul akan terus berkembang. Keyakinan ini tak lepas adanya kemudahan akses. Salah satunya makin mulusnya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) diprediksi akan berdampak secara signfikan tehadap masuknya investor.

“Investor yang masuk masih didominasi dari sektor kepariwisataan,” jelasnya. (Byu)