Pasar Argo Midang Disulap Jadi Tempat Kuliner Malam

Gunungkidulpost.com – KARANGMOJO – Ditengah Lesunya aktivitas perekonomian masyarakat akibat Pandemi Covid-19, tak mematahkan semangat kaum muda untuk terus berkarya.

Melalui gagasan kuliner malam yang berada di Kompleks Pasar Wage atau Pasar Argo Midang, Dusun Grogol III, Kelurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.

Mereka prihatin dengan kondisi pasar yang sepi. Selain sepi sejumlah fasilitas pun juga rusak.

Akan tetapi berkat kebangkitannya melalui Karangtaruna ini aktivitas mulai pulih dengan membuka pasar kuliner malam.

Salah satu tokoh Karangtaruna, Landung Widodo mengatakan, kuliner malam ini digagas untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

“Meski pas ‘hari pasaran’ kalau siang sepi, maka kami pilih bikin kawasan kuliner malam hari,” ujarnya.

Menurutnya, beberapa tahun terakhir pasar seolah mati suri. Akan tetapi Landung Widodo, Eka Agus Susila dan 20-an karangtaruna dari dusun tersebut setahun yang lalu lantas merintis gerakan menghidupkan kembali Pasar Argo Midang.

Mereka patungan beli lampu, bikin lapak kuliner dan menyediakan pernak pernik sarana pelengkap lainnya.

“Usai dibuka, pasar benar-benar bergeliat. Sebagai daya pikat agar orang-orang datang, tiap Rabu malam dan Sabtu malam digelar pertunjukkan musik akustik gratis,” jelasnya.

Setidaknya 25 pedagang dapat tertampung menggelar aneka jajanan dan minuman di Pasar Argo Midang. Wedang poci, kuliner puli tempe, bakmi, nasi goreng, dan aneka jajanan disediakan menjadi menu pilihan bagi orang tua dan muda-mudi yang datang.

Belum juga geliat pasar stabil, badai Pandemi Covid datang. Imbauan pemerintah agar meminimalisir kerumunan kembali membuat pasar lesu. Terlebih di wilayah setempat terdapat klaster penularan Covid.

Sekian bulan pandemi berlansung, karangtaruna kembali berusaha agar Pasar Argo Midang segera pulih. Setelah melakukan banyak pertimbangan diantaranya keamanan dengan protokol kesehatan, pasar kuliner malam kembali diaktifkan.

“Sudah tiga bulan berjalan,” ujar Eka menambahkan keterangan. Eka baru saja datang ikut berbincang usai mejadi pembawa acara membantu pentas group akustik.

Pihaknya berharap, kedepan, inovasi dalam upaya menghidupkan pasar akan terus diciptakan. Hiburan direncanakan makin beragam. Tak hanya akustik, tapi kesenian khas lokal akan menjadi alternatif.

“Kami sediakan fasilitas cuci tangan, dan hand sanitizer. Untuk pertunjukannya kami juga membukakan pintu lebar untuk musisi akustik di gunungkidul yg ingin tampil di Argo Midang,” ungkapnya.

Gerakan Karangtaruna tersebut benar-benar memberi manfaat bagi warga sekitar. Seperti pengakuan Warsito. Sopir angkutan umum yang terpaksa kehilangan pekerjaan karena pandemi ini kini kembali memperoleh pemasukan melalui usaha di komplek Pasar.

“Semenjak dibuka, ia banting stir ikut jualan di Pasar Argo Midang. Nah inilah yang menjadi semangat kami untuk bangkit lagi mengembangkan suasana pasar desa,” ujarnya. (Yup)