Gunungkidulpost.com – WONOSARI – KPU Gunungkidul bersama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika mencari solusi atas persoalan wilayah blankspot alias tidak ada sinyal Internet dan telekomunikasi.
Berdasarkan data dari KPU sedikitnya ada 177 tempat pemungutan suara (TPS) di Gunungkidul masuk wilayah blankspot
Ketua KPU Gunungkidul, Asih Nuryanti mengatakan berdasasrkan data dari KPU DIY ada 199 TPS yang mengalami blankspot. Mayoritas TPS ini berada di Gunungkidul sebanyak 177 titik.
“Sudah kami terima datanya. Untuk lokasinya berada di wilayah perbukitan seperti di Girisubo, Tepus dan Gedangsari,” katanya, Rabu (13/12/2023).
Dia menjelaskan, adanya temuan ini ditindaklanjuti dengan pendatangan ulang untuk memastikan kebenaran data tersebut. Secara prinsip, kata Asih, ketiadaan sinyal telekomunikasi tidak ada masalah karena laporan untuk aplikasi Sirekap dilakukan dengan dua cara.
Pertama dengan model online, yakni salinan pemilihan bisa dikirim dengan cara difoto dan diunggah ke aplikasi di lokasi TPS. Adapun cara kedua dilakukan secara offline, yakni dengan mengirimkan gambar hasil pemilihan tidak dari lokasi TPS.
Hal ini dilakukan sebagai antisipasi ketiadaan sinyal telekomunikasi di tempat pemilihan.
Ia pun memastikan tidak ada masalah terkait dengan pengiriman hasil pemilihan meski ada kendala sinyal telekomunikasi. Hanya saja, Asih tetap berkomitmen untuk mengatasinya dengan berkoordinasi ke Dinas Komunikasi dan Informatika Gunungkidul.
“Jadi difoto dulu terus petugas berpindah tempat ke lokasi yang ada sinyalnya, baru dikirim ke aplikasi Sirekap,” jelasnya.
Kepala Diskominfo Gunungkidul Setiyo Hartarto saat dikonfirmasi membenarkan ada koordinasi dengan KPU berkaitan dengan TPS blankspot. Upaya pendataan ulang terus dilakukan.
“Dari sampel yang diambil paling lama membutuhkan waktu sekitar 15 menit agar mendapatkan sinyal dari lokasi TPS blankspot,” ucapnya.
Menurut dia, untuk akses Internet dipastikan sudah menyasar ke seluruh kalurahan di Gunungkidul. Hanya saja, untuk TPS lokasinya tidak berada di kalurahan, tapi didirikan di rumah warga maupun balai padukuhan.
” Ada yang sudah terkoneksi internet ada yang belum. Ini akan kami cari solusinya bersama dengan KPU,” pungkasnya. (G1)
