Sulitnya Pakan Ternak, Harga Sapi Mulai Anjlok

Gunungkidulpost.com – WONOSARI – Akibat sulitnya pakan ternak musim kemarau panjang, menyebabkan harga hewan ternak di Kabupaten Gunungkidul turun.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul menyebutkan bahwa turunnya harga jual sapi berkisar sampai Rp2 juta.

Staf Non Ruminansia Bidang Bina Produksi DPKH Gunungkidul, Sarwanto mengatakan sulitnya pakan ternak menyebabkan sapi-sapi di Bumi Handayani kurus. Hal ini praktis menurunkan harga jual sapi-sapi itu sampai Rp2 juta.

“Peternak mau jual sapi dengan tanen [jual beli antara peternak dengan pedagang] karena kurus jadi harga turun,” kata Sarwanto, Rabu (27/12/2023).

Sarwanto menambahkan hampir semua peternak menjual sapi ke pedagang, tidak langsung ke pasar. Dari pedagang inilah sapi dapat dijual ke pasar dengan peminat yang ada. Dia menerangkan sapi di Gunungkidul kebanyakan memakan jerami, jagung, dan rumput kalanjana.

Dia menjelaskan anak sapi atau pedhet dengan kualitas baik memiliki harga tinggi karena masih dapat dikembangkan sehingga memiliki harga jual sekitar Rp15 juta-Rp20 juta.

Di Gunungkidul terdapat dua pasar hewan besar yaitu Siyono, Wonosari dan Munggi, Semanu. Pasar Hewan Siyono buka ketika penanggalan Wage. Sedangkan di Munggi buka ketika Kliwon.

Subkoordinator Ruminansia DPKH Gunungkidul, Sunarto mengatakan penjualan hewan ternak seperti sapi dapat menggunakan dua cara yaitu harga tafsir dan timbang.

“Sapi kalau ditimbang pakai berat hidup kadang tidak masuk harganya. Maksudnya kalau performa sapi itu bagus karena masih muda dan bisa dikembangkan, itu harganya bisa beda kalau menggunakan harga tafsir,” kata Sunarto.

Tetapi jika sapi tersebut diperuntukkan untuk dipotong, maka penjual akan menggunakan harga timbang.

Sapi jantan bakalan dengan kondisi bagus berumur 7 bulan dapat mencapai Rp20 juta. Sedangkan sapi betina bakalan berumur 10 bulan dapat mencapai harga jual Rp14 juta. Namun sekarang turun mencapai angka Rp2 juta. (red)